Berita

Berita Thumbnail
Senin, 23 Oktober 2023

Jalin Kerjasama, TuK INDONESIA bersama Universitas Trisakti Dorong Percepatan Implementasi Keuangan Berkelanjutan

Jakarta, 5 Oktober 2023. TuK INDONESIA jalin kerjasama dengan Universitas Trisakti yang ditandai dengan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara Direktur Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Trisakti dengan Direktur Eksekutif TuK INDONESIA. Kerjasama ini melingkupi bidang pendidikan, penelitian, dan bidang lainnya.

Kerjasama ini merupakan bentuk nyata TuK INDONESIA mendorong institusi pendidikan untuk dapat terlibat aktif dalam melakukan penelitian dan pendampingan masyarakat. Khususnya, di daerah-daerah yang sedang berkonflik dengan investasi berisiko terhadap lingkungan hidup maupun Hak Asasi Manusia (HAM).

Linda Rosalina, Direktur Eksekutif TuK INDONESIA mengapresiasi dukungan Direktur LPPM Universitas Trisakti atas kerjasama yang terjalin. Momentum ini diharapkan dapat menjadikan kolaborasi strategis antara dunia kampus dengan organisasi non pemerintah menjadi semakin luas ke depan hingga ke level daerah dan mampu mendukung agenda advokasi yang kredibel dan akuntabel. Semoga dengan kerjasama ini dapat lebih mendekatkan para akademisi dengan masyarakat yang terdampak kehadiran investasi berisiko dan mendorong percepatan implementasi keuangan berkelanjutan, ujar Linda.

Keuangan berkelanjutan merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari pembangunan berkelanjutan. Saat ini di Indonesia, upaya-upaya seperti pemenuhan energi ramah lingkungan tentu perlu didukung. Sebab, hal ini tidak hanya menjadi kebutuhan nasional tetapi juga internasional. Sehingga perlu ada evaluasi atas kinerjanya, dan implementasi keuangan berkelanjutan menjadi leading issue dalam konteks ini.

Implementasi keuangan berkelanjutan sangat berhubungan dengan Taksonomi Hijau Indonesia (THI). Maka keuangan berkelanjutan perlu menjadi alat picu bergeraknya aktivitas ekonomi merah menuju kuning dan harapannya menjadi aktivitas ekonomi hijau. Bentuk konkritnya adalah dengan adanya pembatasan pembiayaan oleh sektor jasa keuangan terhadap aktivitas ekonomi sebagaimana kategori dalam THI, lanjut Linda. 

Menurut Linda, TuK INDONESIA bersama Universitas Trisakti dapat mendorong adanya demplot atau percontohan dimana terdapat aktivitas ekonomi hijau yang menjadikan masyarakat (termasuk) UMKM sebagai aktor utama dan penting. Produksi informasi dan pengetahuan terkait isu-isu keberlanjutan juga akan terus diperbanyak. Sebab, peraturan terkait keuangan berkelanjutan perlu penafsiran dan petunjuk teknis lebih sehingga benar-benar dapat menjadi pelopor terwujudnya ekonomi hijau dan berkeadilan di Indonesia.

Direktur LPPM Universitas Trisakti, Prof. Astri Rinanti, mengungkapkan bahwa Trisakti memiliki sumberdaya yang besar. Memiliki tujuh Pusat Kajian yang lintas prodi dan transdisiplin, serta banyak memiliki Pusat Studi di sembilan Fakultas. Tentu akan banyak yang bisa kita kerjakan dan kolaborasikan dengan TuK INDONESIA, ungkap Prof. Astri.

“Kerjasama dengan TuK INDONESIA seperti jodoh, sebab sama-sama memiliki tujuan dalam mewujudkan keberlanjutan dan keadilan. Target kita adalah pemerintah daerah yang akomodatif, serta masyarakat terdampak yang mau dibina dan memiliki semangat agar hidupnya lebih baik serta ekonominya meningkat,” Lanjut Prof. Astri.  

Sebagai informasi, TuK INDONESIA telah membangun kolaborasi dengan berbagai kampus dalam memproduksi pengetahuan, membangun kerja-kerja advokasi, dan pemberdayaan masyarakat. Sebelumnya, TuK INDONESIA juga telah bekerja sama dengan IPB University, Universitas Jambi, dan beberapa kampus lain di daerah.

Kepala Pusat Studi Agraria IPB University, Dr. Bayu Eka Yulian, menyampaikan dukungan terhadap kolaborasi yang dilakukan oleh TuK INDONESIA dengan Universitas Trisakti. Menurut Bayu, kampus sebagai pemegang mandat Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat memiliki tanggung jawab moral untuk menjadikan pengetahuan sebagai praksis yang memberikan manfaat pada masyarakat.

“Pengetahuan tersebut harus bergerak turun ke bawah, berdialog dengan realitas masalah yang terjadi pada level tapak. Menemukenali sumberdaya yang dapat dimobilisasi bersama antara kampus, organisasi non pemerintah, dan masyarakat untuk mencari jalan alternatif menjawab masalah yang ada, khususnya terkait persoalan tata kelola SDA dalam diskursus keuangan berkelanjutan, tandas Dr. Bayu.

Repost: Tuk Indonesia