Berita

8 PTS Terbaik di Indonesia Menurut Pemeringkatan Dunia QS WUR 2026
Jakarta: Sebanyak delapan perguruan tinggi swasta (PTS) di Indonesia berhasil masuk dalam pemeringkatan QS World University Rankings 2026. Secara total, terdapat 26 perguruan tinggi baik negeri maupun swasta yang berhasil duduk di pemeringkatan versi QS WUR 2026.
Persaingan kualitas perguruan tinggi di Indonesia kian kompetitif. Perguruan tinggi di Indonesia yang berhasil masuk dalam pemeringkatan dunia pun terus bertambah, salah satunya terlihat di QS WUR 2026.
Terlebih lagi, dari daftar perguruan tinggi yang tembus pemeringkatan bergengsi dunia tersebut tak hanya didominasi perguruan tinggi negeri. Namun PTS juga semakin banyak yang unjuk gigi dan menunjukkan prestasi gemilang.
Lembaga Quacquarelli Symonds kembali merilis QS World University Rankings (QS WUR) pemeringkatan perguruan tinggi dunia edisi 2026 pada Kamis, 19 Juni 2025. Terdapat 26 perguruan tinggi dari Indonesia dari 1.500 universitas global yang masuk dalam pemeringkatan bergengsi dunia tersebut.
Dalam pemeringkatan tahun ini, QS menggunakan berbagai ukuran sebagai bagian dari metodologi. Ukuran-ukuran ini dapat dibagi menjadi tiga kelompok besar.
Setiap peringkat terdiri dari kelompok ukuran yang berbeda, dengan beberapa ukuran digunakan di beberapa peringkat dan yang lain unik untuk satu proyek.
Lensa Penelitian dan Penemuan
Lensa penelitian dan penemuan mengukur kualitas, volume, dan reputasi penelitian suatu institusi di kalangan akademisi. Institusi yang memperoleh skor tinggi dalam lensa ini kemungkinan besar menghasilkan volume penelitian yang tinggi, penelitian yang sering dikutip oleh akademisi lain, dan telah membangun reputasi di kalangan akademisi yang mencerminkan hal tersebut.
Reputasi Akademik
Indikator Reputasi Akademik (AR) mengukur reputasi institusi dan programnya dengan meminta para ahli akademis untuk menominasikan universitas berdasarkan bidang keahlian mereka. Diciptakan oleh QS pada tahun 2004, indikator ini mengajukan pertanyaan: universitas mana yang menunjukkan keunggulan akademis.
Untuk menjawab pertanyaan ini, QS mengumpulkan dan menganalisis kecerdasan kolektif akademisi dari seluruh dunia melalui Survei Akademik kami, mengevaluasi nominasi untuk sekitar 7.000 institusi setiap tahun. Indikator ini tidak hanya mencerminkan kualitas penelitian suatu institusi, tetapi juga pendekatan mereka terhadap kemitraan akademik, dampak strategis, inovasi pendidikan, dan dampak yang mereka berikan pada pendidikan dan masyarakat secara luas.
Indikator ini menjadi inti dari hampir semua peringkat dalam portofolio QS. Indikator ini memiliki bobot 30% dalam QS World University Rankings yang menjadi andalan.
Jumlah Kutipan per Fakultas
Indikator Citations per Faculty (CPF) adalah ukuran intensitas dan volume penelitian yang dilakukan di suatu institusi. Indikator ini mencerminkan volume kutipan yang dicapai rata-rata oleh staf akademik suatu institusi.
Volume kutipan yang lebih tinggi menunjukkan bahwa akademisi di institusi tersebut menerbitkan karya di jurnal terkemuka, terlibat dalam kolaborasi yang kuat, dan bekerja pada topik yang layak mendapat pembaca luas. Jumlah kutipan dibagi dengan jumlah individu di fakultas untuk memperhitungkan perbedaan ukuran institusi.
Keterampilan Kerja dan Hasil
Lensa Keterampilan Kerja dan Hasil mengukur seberapa baik suatu institusi mempersiapkan lulusannya untuk bekerja, serta hubungan yang dimilikinya dengan industri dan reputasinya di luar dunia akademis.
Institusi yang memperoleh skor tinggi dalam lensa ini kemungkinan memiliki reputasi yang kuat di kalangan pemberi kerja, memiliki rekam jejak lulusan yang sukses di bidangnya, memiliki tingkat keterampilank kerja lulusan yang baik, dan memiliki hubungan yang terjalin dengan mitra industri.
Reputasi pemberi kerja
Indikator Reputasi Pemberi Kerja (ER) mengukur reputasi institusi dan programnya di kalangan pemberi kerja. Kami tetap menjadi peringkat utama yang fokus pada aspek vital ini dalam perjalanan pendidikan mahasiswa. Untuk mengukur ini, kami mengumpulkan pandangan pemberi kerja dari seluruh dunia melalui Survei Pemberi Kerja kami.
Sebagian besar mahasiswa sarjana meninggalkan universitas untuk mencari pekerjaan setelah lulus, sehingga reputasi universitas di kalangan pemberi kerja menjadi pertimbangan yang krusial. Indikator ini merupakan bagian penting dari hampir semua peringkat dalam portofolio QS. Indikator ini memiliki bobot 15 persen dalam QS World University Rankings.
Hasil Ketenagakerjaan
Indikator Hasil Ketenagakerjaan (EO) mengukur sejauh mana institusi dapat memastikan tingkat ketenagakerjaan yang tinggi bagi lulusannya, serta rekam jejak mereka dalam menghasilkan lulusan yang telah memberikan dampak berarti bagi masyarakat. Bagi banyak mahasiswa, karier yang sukses merupakan tujuan utama dari pendidikan perguruan tinggi mereka, sehingga penting untuk mengukur rekam jejak suatu institusi di bidang ini.
Demikian pula, institusi yang meluluskan lulusan yang kemudian meraih kesuksesan di bidang-bidang seperti seni, politik, bisnis, dan sebagainya, dapat menunjukkan peran mereka dalam pengembangan karier tersebut
Pengalaman Belajar
Lensa Pengalaman Belajar bertujuan untuk mencerminkan lingkungan belajar secara keseluruhan yang disediakan oleh institusi pendidikan tinggi kepada mahasiswanya, melalui tingkat dukungan yang diberikan kepada semua mahasiswanya tanpa memandang latar belakang ekonomi dan sosial.
Institusi yang memperoleh skor tinggi dalam lensa ini kemungkinan memiliki lebih banyak sumber daya tenaga pengajar akademik yang tersedia bagi mahasiswa dan merekrut tenaga peneliti berkualitas tinggi.
Perbandingan Tenaga Pengajar dan Mahasiswa
Indikator Rasio Dosen-Mahasiswa (FSR) adalah ukuran jumlah staf akademik yang dimiliki suatu institusi untuk mengajar mahasiswanya. Semakin banyak sumber daya staf akademik yang tersedia bagi mahasiswa untuk pengajaran, bimbingan, pengembangan kurikulum, dan dukungan pastoral, semakin baik pengalaman belajar yang seharusnya diperoleh. Indikator ini dihitung dengan membagi jumlah staf dosen dengan jumlah mahasiswa.
Keterlibatan Global
Lensa Keterlibatan Global bertujuan untuk mencerminkan tingkat internasionalisasi institusi pendidikan tinggi secara keseluruhan, mengukur perspektif internasional institusi dalam hal mahasiswa asing, staf, dan hubungan riset di luar lokasi institusi.
Institusi yang memperoleh skor tinggi dalam lensa ini kemungkinan besar akan memberikan pengalaman yang lebih beragam secara budaya bagi mahasiswa dan staf, serta lebih terhubung dengan jaringan internasional dalam mobilitas akademik dan riset.
Rasio Tenaga Pengajar Internasional
Indikator Rasio Tenaga Pengajar Internasional (IFR) melihat rasio antara tenaga pengajar internasional dan total tenaga pengajar. Institusi yang menarik populasi akademisi internasional yang signifikan akan mendapatkan manfaat dalam hal keragaman penelitian dan pengajaran serta kolaborasi.
Selain itu, jika suatu institusi menarik jumlah staf luar negeri yang signifikan, hal ini menunjukkan bahwa institusi tersebut memiliki reputasi positif dan dianggap sebagai tempat yang baik untuk bekerja.
Institusi dengan jumlah staf internasional yang tinggi juga dapat memanfaatkan jaringan penelitian internasional yang lebih luas berkat koneksi yang dibawa oleh akademisi internasional mereka, sehingga skor tinggi dalam indikator ini mengindikasikan lingkungan akademik yang terbuka dan kolaboratif.
Jaringan Penelitian Internasional
Jaringan Penelitian Internasional (IRN) adalah ukuran keberhasilan suatu institusi dalam menciptakan dan mempertahankan kemitraan penelitian dengan institusi di lokasi lain.
Indikator ini mengukur seberapa beragam dan kaya jaringan penelitian suatu institusi dengan melihat jumlah negara yang diwakili, serta apakah hubungan-hubungan ini diperbarui dan diulang.
QS hanya mempertimbangkan kemitraan yang berkelanjutan, yang didefinisikan sebagai kemitraan yang menghasilkan tiga atau lebih artikel bersama yang diterbitkan dalam periode lima tahun.
Keragaman Mahasiswa Internasional
Indikator Keragaman Mahasiswa Internasional (ISD) melihat rasio mahasiswa internasional terhadap total mahasiswa serta keragaman kewarganegaraan mahasiswa tersebut.
Indikator ini merupakan pengembangan dari Indikator Rasio Mahasiswa Internasional (ISR), dengan tujuan mengukur tidak hanya ukuran populasi mahasiswa internasional suatu institusi, tetapi juga seberapa sukses institusi tersebut dalam menarik mahasiswa dari berbagai negara dan latar belakang yang beragam.
Jika suatu institusi berhasil menarik populasi mahasiswa internasional yang signifikan dari berbagai kewarganegaraan, hal ini memiliki manfaat dalam hal jaringan, pertukaran budaya, pengalaman belajar yang lebih beragam, dan keragaman alumni.
Selain itu, jika suatu institusi berhasil menarik jumlah dan keragaman mahasiswa internasional yang signifikan, hal ini menunjukkan institusi tersebut memiliki reputasi positif dan dianggap sebagai tempat yang baik untuk belajar.
Hal ini dapat diperkuat jika lulusan kembali ke negara asal mereka dengan pengalaman positif untuk disampaikan kepada calon mahasiswa di masa depan.
Rasio Mahasiswa Internasional
Indikator Rasio Mahasiswa Internasional (ISR) melihat rasio antara mahasiswa internasional dan total mahasiswa. Jika suatu institusi menarik jumlah mahasiswa internasional yang signifikan, hal ini memiliki manfaat dalam hal jaringan, pertukaran budaya, pengalaman belajar yang lebih beragam, dan keragaman alumni.
Selain itu, jika suatu institusi menarik jumlah mahasiswa internasional yang signifikan, hal ini menunjukkan bahwa institusi tersebut memiliki reputasi positif dan dianggap sebagai tempat yang baik untuk belajar.
Hal ini dapat diperkuat jika lulusan kembali ke negara asal mereka dengan pengalaman positif yang dapat mereka sampaikan kepada calon mahasiswa di masa depan.
Keberlanjutan
Keberlanjutan memberikan mahasiswa sudut pandang unik tentang institusi yang menunjukkan komitmen terhadap keberlanjutan.
Keberlanjutan
Indikator Keberlanjutan (SUS) menyoroti institusi yang menunjukkan komitmen terhadap keberlanjutan, dan mencakup berbagai faktor di bidang lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG).
Penilaian ini mengevaluasi dampak sosial dan lingkungan dari perguruan tinggi tidak hanya sebagai pusat pendidikan dan penelitian, tetapi juga sebagai pemberi kerja utama.
Keberlanjutan menjadi isu yang semakin penting bagi mahasiswa saat memilih destinasi studi, dan QS bangga menjadi penyedia peringkat perguruan tinggi utama pertama yang memasukkan aspek ini sebagai indikator dalam peringkat inti QS WUR 2026.
8 PTS Terbaik di Indonesia Versi QS WUR 2026:
- Bina Nusantara (851-900)
- Telkom University (1001-1200)
- Institut Teknologi Nasional Bandung (1201-1400)
- Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (1201-1400)
- Universitas Trisakti (1201-1400)
- Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya (1401+)
- Universitas Islam Indonesia (1401+)
- Universitas Kristen Petra (1401+)
Repost: medcom.id