H-Index atau Indeks-h merupakan sebuah tolok ukur bagi seorang ilmuwan baik itu dosen ataupun peneliti dalam mengembangkan hasil karyanya antara lain hasil penelitian yang dipublikasikan, HKI (Hak Kekayaan Intelektual) dan artikel-artikel yang didiseminasikan pada Seminar Nasional maupun Internasional.
H-index pertama kali diperkenalkan oleh seorang fisikawan dari Universitas di California, San Diego, bernama Jorge E Hirsch pada tahun 1985 yang kemudian dianggap sebagai cara yang paling efektif untuk menilai kinerja seorang ilmuwan pada saat ini. Namun perlu diketahui bahwa h-index ini berpeluang diragukan validitasnya karena rentan terhadap manipulasi sitasi pribadi (self-citation). H-index yang sering juga dikenal dengan Hirsch Index atau Hirsch Number ini dapat diperoleh di media pengindeks publikasi seperti: Portal Garuda, Google Scholar, DOAJ (Directory of Open Access Journals), EBSCO, CrossRef, BASE (Bielefeld Academic Search Engine), ISJD, ISJD, SINTA, Scopus.
Berbagai Karya Ilmiah yang telah dipublikasikan oleh peneliti Universitas Trisakti yang terindeks Google Scholar [lihat di sini]